Gelombang transformasi digital yang semakin tidak terbendung, membuat data center semakin menegaskan posisinya sebagai elemen vital. Fungsi utamanya yang dulu hanya sebagai 'ruang server', kini berubah menjadi jantung operasional bisnis yang krusial. Hampir semua proses bisnis modern, mulai dari sistem point-of-sale (POS) ritel dan aplikasi mobile hingga analitik real-time dan kecerdasan buatan, sangat bergantung pada ketersediaan infrastruktur yang modern.

Bayangkan jika downtime terjadi sementara kebutuhan akan kelancaran operasional tersebut terganggu, dampaknya pasti terasa sangat signifikan: reputasi perusahaan tergerus dan loyalitas pelanggan terancam. Oleh karena itu, pemilihan lokasi data center bukan lagi sesederhana urusan teknis, melainkan menjadi prioritas strategis bagi setiap perusahaan.

Mengapa Lokasi Data Center Perlu Dipilih dengan Sangat Hati-hati?

Keputusan memilih lokasi data center jauh lebih dari sekadar mencari lahan dan membangun struktur fisik. Proses pemilihan lokasi merupakan langkah strategis yang kompleks dengan mempertimbangkan beberapa aspek operasional seperti potensi besaran latensi, biaya operasional, dan ketahanan terhadap bencana alam.

Lokasi ideal memungkinkan bisnis dapat menikmati kecepatan akses data, skalabilitas, dan stabilitas jaringan yang optimal, sekaligus meminimalkan risiko fisik dan ekonomi. Sebaliknya, pemilihan lokasi yang kurang tepat dapat berpengaruh pada tingginya penambahan biaya operasional atau gangguan operasional yang berkepanjangan.

Secara garis besar, penentuan lokasi yang optimal didasarkan pada dua kategori faktor utama yang saling melengkapi yaitu faktor konektivitas dan eksternal. Setiap kategori faktor tersebut memiliki serangkaian pertimbangan penting yang akan menentukan tingkat efisiensi operasional, ketahanan, dan skalabilitas sebuah data center.

Pertimbangan Konektivitas: Jantung Aliran Data

Dalam dunia digital, kecepatan aliran data adalah hal yang sangat esensial. Oleh karena itu, konektivitas menjadi faktor paling penting dalam pemilihan lokasi data center.

Akses ke Banyak Titik Koneksi Utama
Sebuah data center harus memiliki akses yang mudah dan langsung ke titik-titik koneksi utama (IXP - Internet Exchange Point). Lokasi yang dekat dengan IXP akan memastikan data menempuh jarak yang lebih pendek ke tujuan akhirnya, sehingga menghasilkan latensi rendah. Latensi rendah sangat dibutuhkan oleh aplikasi real-time seperti transaksi keuangan, game online, konferensi video, dan layanan cloud yang menuntut respons cepat.
Baca Juga: Meningkatkan Efisiensi Jaringan dengan Internet Exchange
Di Indonesia, Jakarta dianggap sebagai lokasi paling strategis untuk membangun data center karena menjadi pusat titik pertukaran data terbesar. Jakarta menawarkan jalur data lebih pendek yang secara signifikan dapat menurunkan level latensi. Data akan tetap berada di dalam negeri dan tidak perlu lagi melewati jaringan lintas benua sehingga memangkas waktu respon beragam aplikasi bisnis, streaming, dan transaksi digital. EDGE DC adalah salah satu contoh data center yang memilih Jakarta sebagai lokasi pusat operasionalnya.
Kemudahan Interkoneksi dengan Berbagai Penyedia Layanan
Data center yang baik tidak hanya berfungsi sebagai ruang penyimpanan infrastruktur tetapi juga harus menjadi pusat koneksi bagi berbagai penyedia layanan internet (ISP), platform cloud, dan jaringan lainnya. Kemampuan untuk saling terhubung secara langsung di dalam fasilitas data center atau di lokasi yang terintegrasi memungkinkan perusahaan mengurangi biaya operasional jaringan, meningkatkan tingkat redundansi, dan memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam memilih layanan yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka. Hal ini berarti secara tidak langsung juga mendorong ekosistem digital yang kuat, di mana berbagai entitas dapat saling terhubung dan bertukar data secara efisien.
Ketersediaan Berbagai Penyedia Jaringan (Carrier Neutrality)
Ketersediaan berbagai penyedia jaringan atau yang dikenal sebagai carrier neutrality juga jadi faktor tambahan yang wajib dipertimbangkan. Konsep ini merujuk pada kemampuan sebuah data center untuk menyediakan akses ke berbagai operator atau penyedia layanan internet andal seperti CBN sehingga perusahaan memiliki keleluasaan dalam memilih jalur konektivitas mereka.
Misalnya, data center yang memenuhi standar Tier 3, tidak hanya menawarkan tingkat keandalan tinggi (estimasi downtime kurang dari 1,6 jam per tahun) tetapi juga mendukung konektivitas yang fleksibel dan berlapis. Dengan adanya berbagai jalur koneksi dari sejumlah penyedia layanan, perusahaan dapat membangun sistem yang lebih tangguh dan terhindar dari risiko single point of failure.
Keuntungan lain dari konektivitas multijaringan ini adalah efisiensi dan keberlanjutan operasional. Jika suatu jalur mengalami gangguan, sistem dapat otomatis dialihkan ke jalur alternatif yang tersedia di dalam infrastruktur yang sama, tanpa memerlukan perpindahan fisik atau pengaturan ulang yang kompleks. Ini menjadikan data center sebagai ekosistem yang mendukung kelangsungan bisnis digital secara optimal.

Pertimbangan Eksternal untuk Keberlanjutan Operasional

Dalam memilih lokasi ideal untuk sebuah data center, selain aspek konektivitas, terdapat sejumlah faktor mendasar lain yang perlu dipertimbangkan secara mendalam. Faktor-faktor ini tidak hanya berimbas pada kelancaran operasional, tetapi juga sangat menentukan keandalan, kemampuan untuk berkembang, serta ketahanan infrastruktur digital perusahaan dalam jangka panjang.

Risiko Bencana Alam
Salah satu prioritas utama dalam pemilihan lokasi data center dari sisi faktor eksternal adalah meminimalkan risiko terhadap bencana alam. Wilayah yang rentan terhadap gempa bumi, banjir, badai, atau tanah longsor jelas tidak cocok sebagai tempat penyimpanan infrastruktur kritis seperti server dan sistem penyimpanan data.
Oleh karena itu, pemetaan risiko geografis menjadi langkah penting dalam proses seleksi lokasi. Beberapa data center bahkan menggunakan teknologi GIS (Geographic Information System) untuk menganalisis potensi ancaman lingkungan secara akurat. Tak hanya itu, desain bangunan data center juga harus memperhatikan aspek ketahanan terhadap guncangan, dilengkapi dengan sistem drainase yang efektif, serta memiliki perlindungan tambahan untuk menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
Stabilitas Politik dan Ekonomi Wilayah
Lokasi data center juga harus menimbang sisi stabilitas politik dan ekonomi wilayah. Instabilitas politik dapat menyebabkan risiko tambahan seperti gangguan pasokan listrik, pembatasan akses internet, atau bahkan konflik fisik yang mengancam keselamatan infrastruktur. Di sisi lain, kondisi ekonomi yang tidak sehat juga berpotensi menimbulkan masalah, mulai dari inflasi tinggi, kenaikan biaya operasional, hingga kesulitan dalam merekrut tenaga ahli di bidang teknologi informasi.
Untuk menghindari risiko tersebut, banyak perusahaan teknologi internasional cenderung memilih lokasi dengan iklim politik yang stabil, regulasi yang jelas, serta adanya dukungan pemerintah terhadap pertumbuhan industri digital. Di Indonesia, wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat sering menjadi lokasi pilihan favorit karena dianggap memiliki stabilitas politik dan ekonomi yang lebih baik dibandingkan daerah lainnya.
Kestabilan Pasokan Sumber Daya Listrik
Sumber daya listrik tidak bisa dipisahkan dari eksistensi sebuah data center. Tanpa pasokan daya yang cukup dan stabil, operasional server, sistem pendingin, hingga keamanan fisik pasti akan terganggu. Oleh karena itu, lokasi data center harus berada dekat dengan sumber daya listrik primer dan memiliki cadangan energi yang memadai.
Tidak hanya bergantung pada satu jalur pasokan, data center juga membutuhkan sistem redundansi listrik melalui dua atau lebih sumber daya yang terpisah. Keberadaan sistem sumber daya cadangan menjadi sangat penting untuk memastikan kelangsungan operasi meskipun terjadi gangguan seperti pemadaman listrik. Dengan kombinasi infrastruktur tersebut, data center dapat tetap berjalan stabil tanpa risiko downtime yang membahayakan.
Jangan Lupakan Infrastruktur Pendukung
Operasional sebuah data center sangat bergantung pada kualitas infrastruktur pendukung yang memadai. Sistem pendingin adalah salah satu contohnya. Sistem pendingin yang efisien berperan menjaga kestabilan suhu komponen server agar tidak mengalami kenaikan di atas batas normal (overheating). Teknologi seperti in-row cooling, evaporative cooling, hingga liquid cooling semakin umum digunakan oleh data center untuk meningkatkan efisiensi suhu termal sekaligus mengurangi konsumsi energi.
Aspek lain yang tidak kalah krusial adalah keamanan fisik. Sebuah data center profesional wajib dilengkapi dengan sistem proteksi yang ketat seperti pemasangan CCTV di seluruh area, sistem kontrol akses berbasis biometrik serta kehadiran tim keamanan yang selalu siaga selama 24 jam penuh. Langkah-langkah ini disiapkan untuk melindungi infrastruktur dari risiko pencurian, sabotase, atau akses berbahaya lain yang dapat membahayakan operasi dan keamanan data perusahaan.
Ketersediaan Ruang, Daya & Ekspansi Pengembangan Wilayah di Masa Depan
Sebuah data center harus dirancang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga mampu menopang pertumbuhan di masa depan. Untuk itu, lokasi yang dipilih perlu memiliki cukup ruang berekspansi baik secara horizontal maupun vertikal, serta infrastruktur listrik yang mendukung peningkatan kapasitas server. Ketersediaan lahan kosong di sekitar area juga penting untuk membangun fasilitas pendukung seperti kantor operasional atau pusat pelatihan teknis, guna mengembangkan layanan dan portofolio produk lainnya.
Selain aspek fisik dan teknis, pertimbangan terhadap rencana pengembangan wilayah ke depan juga menjadi faktor penentu. Lokasi yang mungkin saat ini masih belum berkembang bisa berubah menjadi pusat bisnis atau kawasan industri dalam beberapa tahun mendatang. Dengan mempertimbangkan masterplan infrastruktur, arah kebijakan pemerintah, dan proyeksi pertumbuhan ekonomi, perusahaan dapat memilih lokasi yang tidak hanya strategis saat ini, tetapi juga bernilai investasi tinggi dalam jangka panjang serta sejalan dengan perkembangan ekosistem digital yang semakin terintegrasi.

Kesimpulan

Dalam memilih lokasi strategis untuk data center, berbagai faktor penting harus dipertimbangkan, seperti kestabilan infrastruktur listrik, aksesibilitas, risiko bencana alam, hingga konektivitas jaringan. Keputusan yang tepat dalam pemilihan lokasi tidak hanya mendukung kelancaran operasional, tetapi juga menjamin keamanan dan keberlanjutan data dalam jangka panjang.

/

/

Live chat hanya tersedia pada aplikasi diCBN.

Tinggalkan Pesan

Mengungkap Faktor Penting dalam Pemilihan Lokasi Data Center di Indonesia

Promo Khusus untuk Anda